WE Online, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Litbang Pascapanen, Badan Litbang Pertanian mendorong ekspor mangga menembus pasar secara kompetitif. Dengan produksi mangga rata-rata mencapai 1,8 juta ton per tahun, Indonesia merupakan eksportir terbesar kelima di dunia yang dapat memenuhi permintaan pasar internasional sepanjang tahun.
Kendati demikian, mangga yang diekspor seringkali rusak akibat waktu pengiriman melalui laut relatif lama. Sementara itu, biaya pengiriman dengan pesawat mencapai 10 kali biaya pengiriman melalui darat atau kapal laut. Hal ini menyebabkan harga jual mangga Indonesia tidak dapat bersaing dengan mangga dari negara lain.
"Oleh karena itu, kami merekomendasikan penggunaan teknologi hot water treatment (HWT) dan formula pelilinan. Teknologi HWT dan formula pelilinan terbukti mempertahankan mutu buah selama pengiriman ekspor dengan tingkat kerusakan kurang dari 10%," kata Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen, Prayudi Syamsuri di Bogor, Kamis (8/8/2019).
Pria yang akrab disapa Prayudi ini menjelaskan, kedua teknologi ini efektif mengendalikan pertumbuhan lalat buah dan penyakit selama perjalanan. Teknologi tersebut sudah diimplementasikan beberapa eksportir buah segar.
"Terdapat beberapa perusahaan eksportir yang sampai saat ini menggunakan teknologi penanganan tersebut untuk mengekspor buah di antaranya mangga ke beberapa negara melalui transportasi laut," jelasnya.
Lebih lanjut Prayudi menyebutkan, ekspor mangga saat ini mengalami peningkatan yang cukup tajam, namun masih banyak faktor yang perlu mendapat perhatian. Yakni kualitas mangga segar, adanya lalat buah, chilling injury selama transportasi dalam pemasaran, serta daya simpan yang relatif singkat.
"Persaingan ekspor mangga sangat ketat sehingga perlu pengetahuan dan perbaikan menyeluruh, termasuk penanganan pascapanen, sehingga produk pertanian kita dapat bersaing dengan negara lain," tandasnya.
Perlu diketahui, beberapa varietas mangga Indonesia yang berpeluang untuk pemasaran ekspor adalah Gedong, Arumanis, Manalagi, dan Golek. Saat ini pangsa pasar utama mangga segar Indonesia adalah Timur Tengah, Hongkong, Singapura, Malaysia, dan China.
Perlu diketahui, beberapa varietas mangga Indonesia yang berpeluang untuk pemasaran ekspor adalah Gedong, Arumanis, Manalagi, dan Golek. Saat ini pangsa pasar utama mangga segar Indonesia adalah Timur Tengah, Hongkong, Singapura, Malaysia, dan China.
Editor: Rosmayanti
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Post Comment