Foto: Dok. Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menumbuhkan munculnya bibit-bibit eksportir dari generasi muda. Mereka menyasar pada kaum milenial.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, untuk meningkatkan eksportir di kalangan generasi milenial, yaitu dengan cara mendorong kreativitas generasi muda dalam meningkatkan produksi yang layak ekspor.
"Kita gerakan petani milenial melalui Balai-Balai Pelatihan Pertanian serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang Kementan miliki. Kita ciptakan Job Seeker dan Job Creator yang siap mengguncang dunia dengan kreativitas dan produktivitas generasi milenial pertanian Indonesia," ucap Dedi dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8/2019).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, untuk meningkatkan eksportir di kalangan generasi milenial, yaitu dengan cara mendorong kreativitas generasi muda dalam meningkatkan produksi yang layak ekspor.
"Kita gerakan petani milenial melalui Balai-Balai Pelatihan Pertanian serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang Kementan miliki. Kita ciptakan Job Seeker dan Job Creator yang siap mengguncang dunia dengan kreativitas dan produktivitas generasi milenial pertanian Indonesia," ucap Dedi dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8/2019).
Kementan saat ini sudah memiliki enam Polbangtan diantaranya Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogyakarta-Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa, dan Polbangtan Manokwari. Tak lama lagi akan ada juga Politeknik Enjinering Pertanian (PEPI).
Polbangtan dan PEPI merupakan Lembaga Pendidikan vokasi pertanian yang diarahkan menjadi kampus berkelas dunia untuk mempersiapkan tenaga kerja pertanian yang siap kerja (job seeker) maupun siap menjadi wirausaha pertanian (job creator). Di mana saat ini terjadi pergeseran paradigma lulusan, yakni tidak lagi berdasarkan supply melainkan demand driven.
"Balai pelatihan yang kita miliki juga akan didorong untuk mencetak petani-petani muda handal yang siap membantu menambah pundi-pundi devisa negara dengan ekspor produk-produk pertanian," ungkap Dedi. Dedi juga mengatakan, kaum milenial akan didorong agar dapat meningkatkan diiversifikasi atau keberagaman komoditas atau produk dengan minimal produk setengah jadi bahkan sampai jadi.
"Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, bahwa BPPSDMP akan terus melakukan upaya khusus untuk menciptakan generasi muda milenial di sektor pertanian," tuturnya.
Ia menjelaskan peningkatan kualitas dan kuantitas generasi muda pertanian milenial selaras dengan visi Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi dan daya saing pertanian berorientasi ekspor serta mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045, berbasis sumber daya lokal, dengan penekanan pada pengembangan komoditas strategis pertanian yaitu padi, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, sapi, tebu, kakao, kopi dan rempah lainnya.
"Semangat Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menggenjot ekspor produk pertanian perlu kita dukung penuh. Upaya strategis peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian menjadi modal bagi bangsa Indonesia, selain itu kita beruntung bahwa bangsa ini dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, terutama hasil pertanian," katanya.
Dedi juga menekankan bahwa di era keterbukaan informasi pada industri 4.0, sistem informasi pertanian dan mekanisasi pertanian menjadi tools yang strategis bagi Polbangtan dan PEPI serta Balai Pelatihan, dalam upaya menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap teknologi, yang siap terjun ke dunia kerja dan wirausaha agribisnis, berorientasi ekspor serta menjadi agents of changes dalam pembangunan pertanian, utamanya penyebaran informasi pertanian bagi stakeholder dan modernisasi pertanian.
"Pengembangan sistem informasi pertanian (ICT, IoT, artificial intelligent) diperuntukkan bagi kepentingan penyebaran informasi baik secara internal maupun secara eksternal dengan maksud memberikan layanan terhadap informasi secara cepat, tepat, akurat dan kekinian yang dapat mendukung institusi dalam pengambilan keputusan," tutup Dedi.(prf/hns)(Moch Prima Fauzi)
Sumber : detik.com
Post Comment