WE Online, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2019 (year to date) mencapai 2,72%. Inflasi 2019 lebih rendah dibandingkan inflasi sepanjang 2018 yang mencapai 3,13%. "Inflasi 2019 sebesar 2,72% ini didorong oleh harga-harga yang relatif terkendali, di sisi lain administered price-nya tidak menyumbang banyak," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Suhariyanto menambahkan, selama 2019 seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 4,28%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,975; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,75%; kelompok sandang sebesar 4,93%; kelompok kesehatan sebesar 3,46%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,25%; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17%.
Sementara untuk komoditas utama yang menyumbang inflasi adalah emas perhiasan (0,16%), cabai merah (0,15%), tarif sewa rumah (0,10%), bawang merah (0,10%), ikan segar (0,09%), rokok kretek filter (0,09%), nasi dengan lauk (0,09%), tarif kontrak rumah (0,08%), bawang putih (0,06%), dan upah pembantu rumah tangga (0,06%).
Sekadar informasi inflasi tertinggi pada tahun lalu terjadi di Mei sebesar 0,68%. Sedangkan deflasi tertinggi pada 2019 terjadi pada September sebesar 0,27%.
Sekadar informasi inflasi tertinggi pada tahun lalu terjadi di Mei sebesar 0,68%. Sedangkan deflasi tertinggi pada 2019 terjadi pada September sebesar 0,27%.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Sumber : wartaekonomi.co.id
Post Comment