iPasar News

Beras Organik Pandanwangi Deli Serdang Laris Manis

Beras Organik Pandanwangi Deli Serdang Laris Manis - Warta Ekonomi

WE Online, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus membangun pertanian ramah lingkungan dengan mengembangkan padi organik semakin berkembang. Salah satunya dikembangkan petani di Deli Sedang, Sumatera Utara.
"Ini di Deli Serdang, Sumatera Utara ada tiga kelompok tani padi organik seluas 49 hektare, salah satunya ada di Desa Karanganyar ini," ungkap Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi saat berkunjung di Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat, Desa Karanganyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli, Serdang Sumatera Utara, Jumat (9/8/2019).
Suwandi menjelaskan, peluang pengembangan budidaya padi organik semakin menjanjikan sebab selera konsumen saat ini sudah bergeser ke arah pangan yang sehat. Masyarakat sadar untuk hidup sehat dan memberikan perhatian pada teknik budi daya yang ramah lingkungan. Buktinya, pasokan beras organik laris manis di sekitar Medan.
"Kami terus berkomitmen membangun teknis pertanian yang sehat dan ramah lingkungan, bahkan membangun desa mandiri organik di berbagai wilayah," jelas dia.
Sukardi, Ketua Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat, mengatakan, proses budi daya padi organik tidak jauh berbeda dengan padi biasa. Air irigasi dijaga supaya tidak tercemar dengan cara sederhana dengan membuat bak-bak petak air untuk pengendapan sebelum masuk ke sawah dan bila perlu diberi enceng gondok.
"Benih pandanwangi merupakan benih jabal, dibiakan sendiri dan sudah memiliki rumah Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dan ternak sapi," ujarnya.
"Pemupukan dengan kompos dan pupuk kandang 1,5 ton per musim, serta pestisida nabati seperti penggunaan daun nimba, rempah-rempah, tricoderma, tanaman refugia, dan lainnya," imbuh dia.
Sukardi menambahkan, padi organik ini telah mendapat sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) sejak 2013 dan diperpanjang pada 2016 berlaku tiga tahun ke depan. Secara LeSOS, melakukan pendampingan dan inspeksi langsung ke lokasi pertanaman.
"Bahkan secara periodik dilakukan uji lab mutu air irigasi dan kualitas beras serta mencermati kondisi lingkungan sekitar," sebutnya.
Terkait biaya produksi, Sukardi menyebutkan, biaya produksi budi daya padi organik Rp13,5 juta per hektare, menghasilkan 6 hingga 7 ton gabah kering giling (GKG) per hektare, setara 3,8 ton beras. Harga jual Rp13.500 per kg untuk beras organik pandanwangi dan Rp12.500 per kg untuk beras organik ciherang.
"Iya tidak apa-apa, memang dijual lebih murah, namun cepat laku dan ini sebagian memasok sosial untuk kemanusian panti jompo dan komunitas autis," cetusnya.
Selain itu, sambung Sukardi, penjualannya pun tidak ada kendala pasar. Bahkan permintaan tinggi hingga habis untuk pasok di wilayah Lubuk Pakam, Binjai, dan Medan. Pelanggan rutin 0,5 ton per bulan ke panti jompo dan 1,5 ton per bulan ke komunitas autis.
"Manfaat konsumsi beras organik bagi orang jompo memperbaiki sistem pencernaan dan bagi penderita autis mengonsumsi dua tahun berturut-turut bisa menurunkan hiperaktif dan membaik dan bisa pindah masuk ke sekolah umum," tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Samsul Bahri mengatakan, Deli Serdang akan mengembangkan padi organik hingga 500 hektare pada akhir 2024.
"Padi organik menjadi andalan ekonomi pengungkit kesejahteraan petani di wilayah sini," katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Muhammad Juwaini menambahkan, dinas pertanian setiap tahun menumbuhkan lima hingga tujuh kelompok tani padi organik, termasuk memfasilitasi sertifikasi, pembinaan, dan pelatihan di lapangan.
"Potensi pasar masih sangat terbuka baik untuk wilayah Medan maupun ekspor," ujarnya.
 
Penulis: Redaksi WE Online
Editor: Rosmayanti
Foto: Kementan
Share on Google Plus

pt ipasar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

Post Comment