iPasar News

Makin Pedas! Harga Cabai Tembus Rp 100.000/Kg

Foto: Antara Foto
Foto: Antara Foto

Jakarta - Jelang Hari Raya Idul Adha, harga cabai di pasar meroket drastis, salah satunya di Pasar Sumber Arta Jatibening, Bekasi, harga cabai rawit merah bahkan menyentuh Rp 100 ribu/kilogram (kg).
Salah satu pedagang sayur, Robi, mengatakan bahwa harga cabai memang sedang naik turun. Namun sebulan ini menurut Robi cabai perlahan naik harganya, puncaknya seminggu ini yang menyentuh harga Rp 100 ribu/kg.
"Kalau yang naik banget cabai sih, emang kalau dia mah (cabai) kadang naik tinggi terus turun. Cuma sebulanan ini lagi naik, ini paling parah cabai rawit merah biasa jual mahalnya Rp 65 ribu (per-kg) sekarang saya jual Rp 95 ribu-100 ribu," kata Robi saat ditemui detikFinance di kiosnya, Sabtu (10/8/2019).
Jelang Iduladha, harga cabai rawit merah dijual hingga Rp 100 ribu/kilogram (kg). Salah satu pedagang di Pasar Sumber Arta, Jatibening, Bekasi, Robi, mengatakan pasokan cabai memang sedang sedikit dan berkurang. Bahkan menurutnya, di pasar induk pun pedagang saling berebut cabai.
"Barangnya (cabai) emang lagi nggak banyak. Kalau barangnya mah nggak ada, atau susah, makanya tinggi harganya. Itu aja di pasar induk pada berebut pedagang," kata Robi. Di Pasar Sumber Arta, Jatibening, Bekasi, cabai rawit merah dihargai hingga Rp 100 ribu/kg. Menurut Robi, harga cabai rawit merah yang dia beli di pasar induk saja sudah mahal menyentuh Rp 90-95 ribuan.
"Cabai rawit merah Rp 90-95 ribu belinya di Pasar Induk Bekasi, saya ngejualnya sekitar Rp 100 ribu. Ini memang paling parah cabai merah, biasa jual mahalnya Rp 65 ribu (per-kg) sekarang saya jual Rp 95 ribu-100 ribu," kata Robi.
Selain cabai rawit merah ada juga cabai rawit hijau yang harganya ikut naik, kini cabai rawit hijau yang dijual Robi menyentuh angka Rp 90 ribu, padahal biasanya kalau harga normal dia mengaku hanya menjual paling mahal 60 ribu.
Lalu, untuk cabai hijau biasa harganya menyentuh Rp 60 ribu padahal biasanya Rp 40 ribu. Robi mengatakan untuk cabai rawit hijau dia membelinya sekitar Rp 85 ribu, sedangkan untuk cabai hijau biasa dia membelinya Rp 45 ribu.
Kementerian Pertanian (Kementan) pun merespons lonjakan harga cabai tersebut. Kasubdit Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura Kementan, Mardhiyah Hayati mengatakan pasokan cabai ke Jakarta dan sekitarya memang sedang seret hingga 40%.
Di Pasar Induk Kramat Jati sendiri pasokan cabai rawit merah yang harusnya sejumlah sekitar 40 ton, kini hanya menyisakan 28 ton perharinya. "Untuk ke Jakarta pasokan kurang sampai 40%, pasar induk itu untuk cabai rawit merah aja normalnya ada 40 ton/hari, sekarang paling adanya 27-28 ton/hari," kata Mardhiyah kepada detikFinance.
Pasokan seret salah satunya menurut Mardhiyah karena berkurangnya tanaman cabai yang produktif untuk dipanen. Hal tersebut terjadi ketika 5 bulan lalu pasokan cabai berlebih, alhasil harga cabai jatuh dan petani merugi.
Akibat merugi, petani terpaksa membongkar tanaman cabainya dan menanam komoditas lain. Dengan berkurangnya tanaman produktif, pasokan cabai pun tertekan.
"Mungkin kita tau lima bulan lalu cabai dibuang-buang karena pasokan berlebih dan harga jatuh. Akhirnya kan petani cabai ini rugi besar, tanaman yang harusnya bisa panen banyak 20 kali, 15 kali, semua dibongkar," kata Mardhiyah.
"Diganti sayur, tomat, semangka, jadinya tanaman yang bisa dipanen habis. Petani alami kerugian, jadi populasi tanaman cabai itu berkurang," tambahnya.
Faktor selanjutnya adalah kekeringan yang melanda beberapa daerah. Kekeringan ini membuat banyak petani cabai gagal panen menurut Mardhiyah.
"Lalu juga ada kekeringan di beberapa daerah. Jadi cabainya petani banyak yang gagal panen," kata Mardhiyah.
Belum lagi, pasokan yang tinggal sedikit untuk kebutuhan masyarakat di Jabodetabek ini harus terbagi lagi. Pasalnya, di Sumatera kata Mardhiyah pasokan cabainya juga sedang kurang.
"Belum lagi di Sumatera juga sulit pasokan cabe, alhasil ya pasokan ke Jabodetabek itu makin berkurang karena harus berbagi, pasokan turun sampe 40%," papar Mardhiyah.
Mardhiyah mengatakan masih ada daerah yang pasokan cabainya banyak plus harganya terjangkau, salah satunya di Sulawesi Selatan. Namun, untuk membawa komoditas dari sana ke Jabodetabek, kata Mardhiyah sangat mahal ongkosnya.
"Memang ada di Sulawesi Selatan itu masih murah Rp 40-50 ribu cabainya pasokan banyak, tapi kan kalau mau dikirim ke sini ongkosnya mahal, harga kargo itu naik, jadi sama-sama mahal," kata Mardhiyah.(dna/dna)(Herdi Alif Al Hikam)

Sumber : detik.com
Share on Google Plus

pt ipasar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

Post Comment