iPasar News

Soroti Penurunan Harga Kopi di Forum PBB, JK: Petani Dirugikan

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)/Foto: Dok. Istimewa
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)/Foto: Dok. Istimewa

Jakarta - Harga biji kopi terus turun, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara di forum PBB. JK melihat bahwa harga biji kopi terus merosot di pasaran dunia hingga mencapai 70% sejak 1982.
Menurutnya, salah satu penyebab penurunan harga tersebut karena adanya kelebihan pasokan produksi biji kopi dunia.
"Saya ingin menggarisbawahi dampak dari krisis harga kopi ini. Petani kecil adalah korban yang paling dirugikan. Petani kecil, bukan industri maupun konsumennya," kata JK dikutip dari laman Setkab, Kamis (26/9/2019).
Menurut JK, lebih dari 90% lahan kopi Indonesia dikelola oleh petani kecil. Karenanya, Indonesia sangat prihatin dengan krisis ini, di mana harga biji kopi terus turun saat keuntungan industri kopi besar dunia meningkat. "Lebih dari 25 juta petani kecil kopi di seluruh dunia berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indonesia sendiri memiliki 1,8 juta petani kopi," ungkap JK.
Menurutnya, merosotnya harga biji kopi dunia membuat menanam kopi tidak lagi menjadi sumber penghidupan yang diminati. Sebagian petani kopi bahkan beralih ke sektor lain. Oleh karena itu, JK mengajak sesama negara penghasil kopi lainnya untuk membuat terobosan guna memperbaiki nasib produsen kopi di negara masing-masing.

Langkah-langkah
Dalam forum yang diinisiasi Kolombia ini, JK memaparkan langkah-langkah yang menjadi usulan Indonesia dalam mengatasi kemerosotan harga kopi dunia. Pertama, kata JK, terus memperluas pasar kopi, dan mengendalikan jumlah pasokannya.
Kedua, petani kecil harus ditingkatkan kemampuannya agar dapat menghasilkan kualitas kopi yang lebih baik dan bernilai tambah. Ketiga, perlunya dibangun kemitraan antara industri dan petani kecil.
JK menunjuk contoh industri kopi besar harus memberikan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk peningkatan kapasitas petani kecil. Dan Keempat, perlu upaya khusus untuk menjaga keseimbangan harga kopi bagi petani, industri, dan konsumen.
"Diperlukan dukungan International Coffee Organization (ICO) dalam hal ini," tegas JK.(ara/ara)

Penulis : Ignacio Geordi Oswaldo
Sumber : finance.detik.com
Share on Google Plus

pt ipasar

    Blogger Comment
    Facebook Comment

Post Comment